
Dua hari yang lalu di platform media sosial X (dulu: twitter) gw melihat sebuah tweet yang lumayan heboh karena bisa men-trigger banyak orang untuk berpendapat mengenai hal tersebut. Views tweet-nya pun sampai jutaan, per hari ini aja gw lihat udah menyentuh angka 8.5m ya. Oke, emang apa sih itu topik yang dibahas?
Gw pribadi mikir topik-topik seperti ini bakal laku sih di pasaran, karena bisa memantik para pegiat media sosial untuk mengeluarkan pendapatnya. “Kelamaan ah lo intermezzo-nya, jadi topik yang dibahas apaan di tweet tersebut?” Sabar-sabar, lagi puasa nih. Jadi, yang dibahas adalah tentang pencapaian di umur 28, harusnya ketika sudah memasuki umur tersebut normalnya harus punya apa aja.
Nah, ditulisan kali ini gw mau ikut berkomentar singkat aja mengenai tweet tersebut. Tapi mau sedikit disclaimer dulu ya, sekarang umur gw 25 tahun (mau masuk 26), tapi gak apa-apa lah ya ikutan berkomentar juga, soalnya menurut gw pribadi ini mah gak spesifik ke umur 28 aja, tapi lebih general sih, yang sekarang umur 25 juga misalnya pasti pernah mikir harusnya ketika udah masuk di umur tersebut normalnya kudu punya pencapaian apa aja dalam hidupnya.
Oke, yang perlu diingat adalah terus membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain adalah perkara yang tidak akan ada ujungnya, karena pasti dan wajib hukumnya ada orang-orang yang akan terus berada di atas kita sampai pada akhirnya kita mati dan dikuburkan ke dalam liang lahat. Harusnya sih kalo mau fair ya, jangan cuma membandingkan diri sendiri ketika masih hidup saja, coba juga nantinya bandingkan diri kita sendiri ketika sudah meninggal, apakah pencapaian hidup kita pada akhirnya akan lebih buruk atau lebih baik ketika semasa hidup di dunia?
Itulah juga kenapa dalam Islam kita gak dianjurkan untuk terus-terusan melihat yang ada di atas kita, tapi diminta banyakin lihat yang ada di bawah kita juga, biar kita bisa banyak-banyak bersyukur atas nikmat Allah. Coba lihat jika sekarang organ tubuh kita gak ada yang kurang dan cacat sama sekali itu udah termasuk nikmat yang luar biasa. Itu adalah nikmat yang didambakan oleh orang yang misalnya kakinya sudah diamputasi. Jika kita terus memaksakan diri melihat ke atas terus dan bodo amat dengan yang ada di bawah kita, sepertinya bakalan cepat stress dah tuh hidupnya.
Tapi gw mau nanya deh, apakah hal yang buruk ketika misalnya di umur 28 kita masih belum punya kendaraan pribadi? Belum ada rumah sendiri? Karir masih mentok gitu-gitu aja, pencapaian gak ada pula, masih single lagi. Apakah hal tersebut termasuk buruk? Silakan teman-teman jawab sendiri juga ya.
Kalo menurut gw pribadi sih, gak buruk lah, karena menurut gw untuk masalah dunia ini masih bisa diubah lagi kedepannya. Bisa aja nanti malah ketika di umur 31 kita bakal dapat hal itu semua, kan? Ya, siapa yang tahu, kan? Namanya hidup itu kadang di bawah kadang di atas. Roda kehidupan terus berputar.
Malah menurut gw pribadi yang lebih penting dari pencapaian duniawi tersebut adalah, apakah lo punya rasa tenang dalam hati? Oke lah lo punya rumah gede, mobil seharga milyaran, karir yang bagus, intinya kaya dah mah. Idaman para wanita dan calon mertua. Tapi tadi balik lagi, pertanyaan gw apakah hal itu bisa menjamin “ketenangan” dalam hati?
Ketika gw menulis ini gw udah siap dengan pandangan orang lain yang berbeda, atau bahkan menentang statement gw di atas. Ketika gw bilang duit gak bisa membeli ketenangan ya mungkin banyak yang gak setuju. Tapi beneran kok, kalo masalahnya cuma di duit mah lo pernah mikir gak kenapa orang kaya dan sekaligus terkenal banyak yang bunuh diri juga? Kurang apa coba mereka dalam hidupnya, popularitas ada, duit jelas ada.
Yang kurang ya tadi dia gak ngerasa tenang walaupun dia punya duit dan popularitas tersebut. Ini kenapa masalah duit itu bukan segalanya kok. Kalo cuma masalah duit mah gw yakin orang-orang kaya dan terkenal tersebut gak bakal bunuh diri, tapi kan bukan ini aja masalahnya.
“Ya kan orang-orang yang gak ada duit juga banyak yang bunuh diri bro, itu gimana?”
Ya makanya, kalo kita mau fair, masalahnya itu bukan cuma di uang atau duit aja. Masalah ketenangan jiwa itu gak bisa hanya sekadar di dapat dari “DUIT” atau punya popularitas. Karena ini lebih dari sekadar punya duit. Ini tentang masalah hubungan kita dengan Allah sang pencipta alam semesta. Gak sedikit kok orang-orang yang mungkin hartanya dikit tapi adem ayem aja hidupnya, gw yakin mereka itu udah punya sifat qonaah atau bahkan mereka juga udah zuhud dengan dunia ini.
Sehingga mereka tetap berusaha mencari, tapi ketika memang yang diberikan Allah untuk dia saat ini cuma segitu, ya mereka tetap bersykukur. Bukan malah ngeluh sana-sini. Konsepnya gak gitu atuh, kalo kita ngeluh berarti kita sedang memprotes Allah, seakan gak terima gitu, emang udah berani mengatakan Allah itu gak adil? Allah lebih tahu kok kebutuhan kita daripada diri kita sendiri.
“Allah itu sebaik-baik perencana”
Jadi, come on teman-teman, jika misalnya sekarang kita masih belum punya mobil sendiri, rumah, jabatan, dsb, gak perlu merasa gagal dan mengeluh ke sana-kemari. Lebih baik introspeksi aja diri kita sendiri, lihat kita masih kurang di mana, kemudian lanjut aja perbaiki yang kurang-kurang itu sedikit demi sedikit. Hidup itu mah tentang ber-proses. Gak bisa dong kek mie instan yang mau langsung jadi gitu, entar malah kalo langsung jadi gitu takutnya cepat juga runtuhnya karena pondasi yang dibangun itu gak kuat atau gak kokoh.
Jadi, jika ditanya apakah normal umur X belum punya ini dan itu? Ya normal-normal aja sih, hidup orang kan kadang beda-beda ceritanya, ada yang malah dapat di umur tertentu, gak bisa dipukul rata intinya mah masalah ginian. Itu kenapa gw selalu bilang ke diri sendiri dan orang lain bahwa punya sifat “sabar” itu adalah sebuah kebaikan, keistimewaan dan kenikmatan. Karena nyatanya hidup di dunia itu banyak yang harus kita sabari. Orang terdekat kita meninggal, kita harus sabar, apa yang misalnya kita inginkan tapi gak bisa kita dapatkan ya harus bersabar juga.
Sehingga beberapa skill wajib bagi manusia yang masih hidup itu adalah: sabar, qonaah, zuhud, gak iri dan dengki dengan nikmat orang lain dan gak sombong.
Sip, paling gitu aja, makasih buat kalian-kalian yang udah menyempatkan dan mau serius baca tulisan ini sampai selesai. Semoga ada yang bisa diambil manfaatnya dari tulisan singkat gw ini.