Dewasa
Kematian, masa depan dan jodoh adalah beberapa hal yang kemungkinan akan sering muncul bersilewaran dalam pikiran.

Di fase hidup seperti saat ini banyak sekali hal-hal yang dipikirkan, bahkan tak jarang membuat diri sendiri overthinking pada siang dan malam harinya. Kematian, Masa Depan dan Jodoh adalah beberapa hal yang kemungkinan akan sering kita pikirkan walaupun sebenarnya kita tidak ingin atau tidak berniat untuk memikirkannya. Dalam lubuk hati yang terdalam sebetulnya saya pribadi menolak untuk terlalu memikirkan ketiga hal tersebut, kenapa? Ya, karena hal-hal ini sebenarnya sudah di luar domain dan di luar kekuasaan manusia (saya).
Banyak yang mengatakan bahwa menjadi dewasa itu susah dan menakutkan. Ya, kita katakan memang tidak mudah. Ini namanya proses hidup, semakin kita tumbuh dewasa maka tentu masalah dalam hidup akan semakin berat. Ini hal yang normal, semua manusia juga pasti mengalaminya. Malah akan menjadi hal yang tidak normal ketika sudah dewasa tapi masalah-masalah dalam hidupnya itu adalah hal-hal yang sepele dan remeh temeh seperti pada saat ia masih anak-anak.
Sehingga jangan terlalu banyak membuat drama dalam hidup, seakan-akan masalahnya lah yang paling berat dan susah. Punya masalah di kerjaan? Coba sebelum mengeluh lihat dulu orang-orang yang ada di bawah kita. Mungkin sekarang kita ada masalah di kerjaan, tapi lihat lagi deh di luaran sana, banyak orang yang tidak punya kerjaan, untuk membeli makanan pun kadang susah bagi mereka. Lha, kita yang misalnya bisa duduk-duduk manis di depan komputer tanpa harus berpanas-panasan saja masih mengeluh, malu gak sih sama mereka yang tidak seberuntung kita?
Jadi, sebelum kita mengeluh dalam hidup coba lihat orang di bawah kita dulu, biar apa? Biar kita bisa lebih bersyukur dengan hidup ini. Sebenarnya dalam agama hal-hal semacam ini tuh sudah ada solusinya. Itu kenapa Allah minta kita lihat orang-orang yang ada di bawah jangan malah yang di atas. Jika misalnya dengan melihat orang yang berada di atas kita kemudian bisa bikin semangat, tentu ini hal yang bagus, tapi pada kenyataannya kan seringnya tidak seperti ini. Seringnya ketika lihat orang yang ada di atas kita malah ujung-ujungnya jadi sedih, galau, bahkan lebih buruknya lagi muncul perasaan iri dan dengki dengan nikmat yang ada pada orang lain.
Apa iya kita mau terus seperti ini? Sejatinya ketika kita sedih apalagi muncul perasaan iri dan dengki dengan nikmat yang orang lain terima itu tanpa sadar kita sudah memprotes Allah, ngeri kan, ya. Jadi, jangan lupa bersyukur dengan apa yang Allah berikan, milikilah sifat Qonaah dalam hidup, karena ini merupakan salah satu kunci tenangnya hidup ketika di dunia. Sebaliknya mempunyai sifat yang tidak pernah puas dan tidak bisa bersyukur adalah awal dari kehancuran dan ketidaktenangan dalam hidup.
Biasanya manusia hanya akan puas ketika semua tubuhnya sudah di timpa oleh tanah, sehingga perutnya terisi dengan tanah tersebut baru dia akan puas saat itu. Paham kan maksudnya apa? Paham lah ya.
Oke, balik lagi ke bahasan tentang mati, masa depan dan jodoh. Tiga hal ini tentu tidak terlalu penting ketika kita masih anak-anak, jarang atau bahkan bisa jadi tidak pernah kita pikirkan sama sekali, pun kalo dipikirkan nantinya juga dilupakan, karena memang bukan prioritasnya saja saat itu. Namun, beda halnya ketika kita sudah dewasa, lebih-lebih ketika sudah kepala dua ke atas. Tiga hal ini biasanya akan sering sekali kita pikirkan sampai takut sendiri nantinya hidup akan seperti apa.
Kematian
Sejujurnya ketika sudah dewasa ini merupakan salah satu hal yang paling menakutkan untuk saya pribadi. Ini bukan hanya tentang kematian diri saya sendiri, tapi lebih dari itu, ini tentang kematian orang-orang yang kita cintai. Tak jarang ketika sedang melamun pikiran seakan-akan dibawa ke sini. Bagaimana nanti jika orang tua, saudara dan orang terdekat kita meninggal. Semakin dipikirkan rasanya semakin menakutkan, tidak bisa dibayangkan sama sekali.
Namun, mau tidak mau, suka tidak suka, terima tidak terima, hal ini akan terjadi dalam hidup. Kita akan ditinggalkan oleh orang-orang yang kita cintai, atau bahkan kita yang lebih dulu meninggalkan mereka. Manusia memang sudah divonis mati sebelum ia hidup.
Pada dasarnya kita semua memang “dipertemukan untuk berpisah”, tapi semoga ini hanya di dunia saja dan di kehidupan selanjutnya kita bisa dipertemukan untuk bersama kembali. So, jika kita sudah tahu akan hal ini, sekarang yang lebih penting daripada takut memikirkan mati, takut ditinggalkan orang dekat adalah mempersiapkan bekal kita masing-masing untuk kehidupan setelah kematian.
Masa Depan
Hal lainnya yang tidak kalah membuat overthinking siang dan malam adalah ketika memikirkan masa depan. Ribet mikirin nanti kerjaannya apa, kalo udah kerja nanti apa bisa ia lakukan dengan baik, nanti bisa punya rumah sendiri tidak ya, dan masih banyak lagi kekhawatiran yang dipikirkan. Saya pribadi cuma mau bilang, pikirkan sewajarnya saja dan jangan berlebihan, entar malah jadi stress dan kena mental health lagi. Sayangi diri sendiri dengan menjaga apa yang kita pikirkan.
Masalah masa depan itu murni ditangan Allah, tugas kita sebagai manusia yang lemah adalah berusaha dengan sebaik mungkin melakukan sebab-sebab yang dapat mendekatkan kita ke tujuan tersebut. Selebihnya jika sudah ikhtiar dengan baik ya step selanjutnya adalah tawakal kepada Allah untuk menunggu hasilnya seperti apa.
Tapi, terkadang ada kalanya kita sulit untuk menerima hasilnya, ini hal yang wajar, yang penting jangan anarkis aja sih. Banyakin sabar, sulit? Ya, emang sulit. Tapi yakin saja ada hal baik yang sudah menunggu di depan. Percuma juga mau sedih, marah, kan? Pada akhirnya kita harus ber-hudnuzan atau berbaik sangka dengan apa yang telah Allah takdirkan.
Seperti firman Allah di surat Al Baqarah ayat 216 berikut:
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Teman-teman, Allah yang lebih tahu tentang sesuatu itu baik atau buruk untuk kita, sehingga ketika apa yang kita inginkan misalnya tidak Allah kabulkan, maka kita harus tetap berbaik sangka kepada-Nya bahwa memang hal tersebut bukanlah yang terbaik untuk kita dapatkan. Dan sebaliknya apa yang telah Allah takdirkan itulah yang terbaik, bisa jadi jika kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan padahal sebenarnya ada keburukan yang sudah menanti di sana, sehingga Allah ingin melihat kita terhindar dari keburukan tersebut dengan tidak memberikannya. Allah yang tahu sedangkan kita tidak tahu.
Jadi yang ingin saya katakan adalah memikirkan masa depan itu hal yang baik, dengan memikirkannya tentu kita bisa mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan kedepannya. Namun, akan menjadi hal yang buruk ketika kita memikirkan masa depan secara berlebihan, seakan-akan kita sudah tahu bahwa masa depan kita nantinya akan buruk atau suram, padahal kita sendiri tidak ada ilmu sama sekali tentang masalah ini.
So, mikirin tentu boleh, tapi jangan sampai overthinking saja sih, ya.
Jodoh or Pasangan Hidup
Bismillah aja, semoga yang belum ketemu jodohnya cepat ketemu jodohnya ya.
Kalo bisa mah sat set sat set aja langsung ke orang tuanya, sampaikan niat baik bahwa kita mau menikahi anaknya, gitu. Tapi ini khusus yang punya mental baja sih, kalo mentalnya masih di bawah ini (seperti saya) mah ya gimana ya sabar aja 😄.
Bagian akhir ini kok jadi agak tidak jelas begini ya haha. Tapi tidak masalah, biar gak terlalu tegang hehe. Intinya yang mau saya highlight adalah ketika udah kepala dua, let say umur 25+ buat cowok atau 21+ buat cewek biasanya ya udah mulai pusing tentang masalah jodoh. Apalagi beberapa hari udah mau lebaran. Siap-siap aja ditanyaian udah ada jodoh belum? Kapan nih kira-kira bakalan nikah? dan masih banyak lagi jenis pertanyaan yang akan muncul.
Bagi sebagian orang menikah itu menakutkan, karena ini adalah ibadah seumur hidup jadi emang harus dipikirkan dengan matang, tapi ya jangan kelamaan juga mikirnya. Sebenarnya saya nulis ini agak gimana gitu, sejak saya pun belum nikah juga wk. Bingung euy serba gimana gitu jadinya 😜.
Sudah mau umur 25 kadang mikirin ini masih menjadi hal yang menakutkan, tapi bismillah aja, kalo udah siap secara finansial dan mental tinggal cari calonnya aja, tapi nyari ini yang kadang tidak mudah juga haha.
Terakhir agak serius deh ya, sebenarnya kadang yang bikin takut itu adalah masalah tanggungjawabnya ke Allah nanti kalo misalnya salah bimbing atau belum becus bimbing anak istrinya. Itu kenapa masalah Ilmu juga sangat penting selain masalah finansial dan mental menurut saya ketika ingin menikah.